Pages

Jumat, 06 April 2012

The Raid: Redemption

Film terbaru yang sekarang lagi diputer di bioskop ini benar-benar lagi booming dibicarakan. Termasuk kemarin pagi waktu aku minum kopi sambil dengerin radio, tema yang dibicarakan pun adalah The Raid. Film The Raid ini adalah film action yang ada seni beladiri dari Indonesia, yaitu pencak silat.


Aku masih belum sempat nonton film ini tapi penasaran banget ingin nonton soalnya katanya masuk 20 box office dan termasuk 50 film action sepanjang masa! Wow, mendengar itu pun aku jadi makin penasaran dan nyari beritanya lewat mbah google.


Dari Metrotvnews.com, Sejak Maret 2012, The Raid: Redemption tayang di Indonesia dan sejumlah negara, seperti di Amerika Serikat. Film berceritakan misi pasukan khusus itu menarik minat penonton di Negeri Paman Sam. Meski hanya diputar di 24 bioskop di Amerika Serikat, film yang dibintangi aktor laga Iko Uwais itu mampu meraup 284 ribu dolar AS.
Sementara puncak Box Office diduduki film laga lain yakni The Hunger Games. Bandingkan dengan The Raid: Redemption, The Hunger Games diputar di lebih dari empat ribu bioskop di Amerika Serikat.
The Raid: Redemption pun menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Film besutan sutradara Gareth Evans itu hampir meraup satu juta penonton di bioskop-bioskop di Indonesia.(RRN)
Salut untuk film The Raid walaupun aku belum nonton tapi aku yakin film ini bagus. Perfilman Indonesia sekarang menurutku sudah mulai bangkit lagi, sejak awal Film Ada Apa Dengan Cinta yang dikatakan sebagai awal berkembangnya film Indonesia, sejak itu film-film bagus mulai bermunculan. Sayang, film-film yang berkualitas masih kurang banyak. Apalagi waktu aku SMA (sekitar tahun 2007-2009 ) sempat terjadi maraknya film porno yang berbalut film horor.
Tapi setelah itu mulai semakin banyak film-film baru yang semakin berkualitas dan juga mengangkat kebudayaan Indonesia.
Seperti Sang Pencerah misalnya, film yang disutradarai Hanung Bramantyo ini bercerita tentang kebudayaan Islam yang dicampur dengan kebudayaan Jawa sehingga banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan yang tidak seharusnya terjadi. Film ini juga menceritakan awal-mula berdirinya Muhamadiyyah dan mendapat  predikat Fiksi Terbaik Islamic Book Fair Award 2011.
Film terakhir yang aku tonton di bioskop akhir 2011 tentang kebudayaan Indonesia adalah Sang Penari. Film ini diadaptasi dari novel Ronggeng Dukuh Paruh (1982) karya Ahmad Tohari. Sisi kebudayaan dari film ini adalah tentang kegiatan prostitusi yang dibungkus dalam budaya tari Ronggeng. Anehnya, kegiatan ini seakan wajar saja karena memang itulah budaya mereka. Film ini juga berlatar belakang peristiwa G30S/PKI sehingga kita juga bisa tau suasana saat peristiwa tersebut.
Film-film seperti inilah yang aku maksudkan untuk lebih dikembangkan lagi. Karena tak banyak orang Indonesia yang tahu tentang budaya mereka sendiri. (RF)

0 komentar:

Posting Komentar