Waktu SMA aku ikut kegiatan pecinta alam GAPEMA (Generasi Pecinta Mayapada) di SMA Negeri 8 Malang dan teringat masih mempunyai dokumen tentang tata-cara mendaki gunung dan segala persiapannya. Jadi dengan itu aku ingin berbagi semua yang berhubungan dengan cara pendakian gunung dan teknik hidup di alam bebas.
MENGENAL KEGIATAN DI PEGUNUNGAN
Waktu ke Panderman |
Kegiatan
utama di gunung adalah berjalan, berkemah, menempuh rimba dan kadang memanjat
tebing baik untuk tujuan ilmiah maupun rekreatif. Untuk itu pelakunya perlu
menguasai teknik hidup di alam bebas yang disebut dengan mountaneering. Medan
yang dihadapi umumnya adalah hutan belantara tropis, punggungan pegunungan muda
dan tidak jarang pula menyusuri mata air serta sungai. Pada gunung tertentu
terdapat salju dan es. Teknik pendakian guunung salju disebut Ice climbing,
tata caranya sangat berbeda dengan pendakian pada gunung biasa.
Puncak
tertinggi secara fisik merupakan tujuan utama dari kegiatan mendaki gunung.
Namun, secara filisofis tujuannya adalah untuk mengasah fisik dan mental sehingga
muncul sikap-sikap positif seperti percaya diri, pencinta alam, cinta sesama
dan menghormati peri kehidupan disekitarnya. Kebanggaan terbesar bagi seorang
pendaki gunung adalah karena kemampuannya mengatasi kelemahan yang ada pada
dirinya.
PERSIAPAN FISIK DAN TEKNIK
Kesiapan fisik adalah modal utama dalam melakukan kegiatan mountaneering.
Latihan fisik yang bertujuan meningkatkan daya tahan dan kebugaran adalah menu
utama. Ini dapat diperoleh deengan melakukan senam, lari dan latihan beban
secara rutin.
Senam aerobik ditambah bersepeda bertujuan untuk menjaga kebugaran dan daya
tahan. Lari terutama di siang jari dapat meningkatkan VO2MAX (kemampuan
paru-paru menyerap oksigen) mengingat oksigen di daerah ketinggian kadarnya
rendah.
Latihan beban berguna untuk membentuk kekuatan otot dalam menghadapi medan
yang berat. Penguasaan hidup di alam bebas meliputi survival, bivoac, tali temali,
teknik dasar, memasak, kesehatan lapangan, P3K, ilmu medan medan dan membaca
peta kompas mutlak harus dikuasai. Ditunjang dengan peralatan yang lengkap dan
baik akan menjamin keselamatan dan kenyamanan pendakian. Tidak dapat
ditinggalkan adalah dokumen perjalanan seperti surat ijin instansi terkait.
Dalam perjalanan ada baiknya untuk mendekatkan diri dengan penduduk sekitar,
memberitahukan maksud kegiatan kita. Hal ini penting karena sekiranya mendapat
kesulitan maka penduduklah yang paling potensial untuk secepatnya memberi
bantuan.
TEKNIK PACKING
Secara ideal umunya beban yang dapat dibawa adalah 30%-45% dari berat tubuh. Pisahkan barang-barang yang dibawa dalam kelompok-kelompok yang sesuai dengan kegunaan. Perhitungkan dengan kelompok kelompok yang sesuai dengan kegunaan. Perhitungkan dengan cermat jumlah barang, tingkat kebutuhan dan urutan pemakaiannya serta tentukan tempat kebutuhan dan urutan pemakaiannya serta tentukan tempat yang paling praktis di ransel untuk jenis barang tersebut. Misalnya alat-alat MCK dan alat-alat tulis dapat disimpan dikantong-kantong luar ransel, pakaian di bagian bawah, makanan di tengah dan seterusnya.
Aturan umum dalam packing adalah letakkan barang yang ringan di bawah dan yang berat di atas serta bagilah beban secara merata di sisi kiri dan kanan ransel serta barang yang paling berat di tengah. Aturlah penempatan seefisien mungkin dan jangan biarkan ada barang tersisa bergeletakkan di luar ransel karena akan mengganggu perjalanan dan berbahaya bila terangkut dahan.
TEKNIK PACKING
Secara ideal umunya beban yang dapat dibawa adalah 30%-45% dari berat tubuh. Pisahkan barang-barang yang dibawa dalam kelompok-kelompok yang sesuai dengan kegunaan. Perhitungkan dengan kelompok kelompok yang sesuai dengan kegunaan. Perhitungkan dengan cermat jumlah barang, tingkat kebutuhan dan urutan pemakaiannya serta tentukan tempat kebutuhan dan urutan pemakaiannya serta tentukan tempat yang paling praktis di ransel untuk jenis barang tersebut. Misalnya alat-alat MCK dan alat-alat tulis dapat disimpan dikantong-kantong luar ransel, pakaian di bagian bawah, makanan di tengah dan seterusnya.
Aturan umum dalam packing adalah letakkan barang yang ringan di bawah dan yang berat di atas serta bagilah beban secara merata di sisi kiri dan kanan ransel serta barang yang paling berat di tengah. Aturlah penempatan seefisien mungkin dan jangan biarkan ada barang tersisa bergeletakkan di luar ransel karena akan mengganggu perjalanan dan berbahaya bila terangkut dahan.
TEKNIK BERJALAN
Mendaki
gunung pada dasarnya adalah olahraga berjalan, di mana medan yang dilalui
sangat berbeda dengan yang kita lalui sehariihari. Ditambah beban yang ada
dipunggung maka kita dituntut untuk menguasai teknik menjaga keseimbangan dan
berjalan di pegunungan dengan benar.
Di
medan berkerikil atau berbatu bulat atau tajam seperti sungai harus dilewati
dengan melompat dengan cepat dari satu batu ke batu yang lain sebelum batu
tersebut sempat bergulir. Namun bila kondisi badan sudah lemah sebaiknya
diperiksa dulu posisi batuan tersebut kemudian ,melewatinya perlahan-lahan. Tanah
berumput basah karena embun dan hujan serta terdapat lumut mengakibatkan
tergelincir. Medan berlumpur dan becek menjadikan perjalanan menjemukan, lambat
serta menguras banyak tenaga. Hal ini hanya dapat dihindari bila kita memakai
sepatu dari jenis yang tepat untuk keperluan hiking.
Berjalan
di pegunungan bukit yang curam memerlukan keseimbangan yang prima. Gerakan
mendadak seperti mengayun tangan dan melompa dapat berakibat fatal. Hati-hati
dengan terpaan angin, berjalanlah tenang dan tidak kaku. Jangan memotong
lintasan karena biasanya jalan setapak yang sudah ada mengikuti kontur alam
sehingga tidak curam walau berkelok-kelok. Hapalkan lintasan tersebut agar
mudah bila kehilangan arahatau pada saat kembali nantinya. Teknik lain berjalan
di daerah curam adalah dengan lintasan zig-zag untuk menghemat nafas.
Jangan
memakai tumbuhan kecil yang ada di tebing sebagai tumpuan karena biasanya
banyak yang lapuk dan tidak cukup kuat untuk menahan bebn, cukup dipakai
sebagai keseimbangan saja.
Semak
lebat sering menghalangi dan menghilangkan lintasan, bukalah semak dengan
tebasan parang. Lakukanlah tebasan sesedikit mungkin untuk menghemat tenaga.
Perhatikan pada waktu yang cukup lama untuk ditumbuhi rumput sehingga
masihmudah ditemukan dengan sedikit menyibak semak. Lintasan yang kurang jelas
biasanya jarang dilewati kecuali oleh penebang kayu.
Sungai
memang tampak sebagai jalan yang mudah dilalui untuk cepat sampai ke bawah,
tetapi mengikuti aliran sungai adalah tindakan yang berbahaya. Sungai di gunung
seringkali melewai tebing dan air terjun yang curam sehingga sulit dilalui
tanpa peralatan memanjat tebing. Banyak kecelakaan terjadi karena mengikuti aliran sungai. Bila terpaksa untuk mengikuti aliran sungai, misalnya pada saat
tersesat, ikutilah dari tempat yang tinggi prinsipnya ikutilah lintasan yang
berbeda di pegunungan asalkan aliran sungai tersebut masih dapat terlihat dan
bukan di cekuk-cekuk di mana sungai tersebut mengalir.
Pada
saat turun kondisi badan biasanya sudah lelah ditambah posisi badan yang
seluruhnya mengarah ke bawah sehingga otot kaki mendapt beban ekstra,
kemungkinan terkilir dan tergelincir cukup besar. Kencangkan ujung kaki agar
ujung kaki tidak tergencet dan pergunakan tumit sepatu sebagai rem dantumpuan
beban. Jangan berjalan doyong ke muka, usahakan berat tubuh tetap ditengah.
Cara lain adalah berjalan miring dengan tubuh doyong ke belakang segera dapat
mengantisipasi keadaan bila terpeleset.
Hati-hati
bila berada di daerah kawah, daerah yang gersang tanpa tumbuhan dan bila ada
gejala pening atau mual biasanya merupakan pertanda adanya gas beracun. Hindari
tempat tersebut dan segera carilah tempat dengan sirkulasi udara, sementara
dapat digunakan kain yang dibasahi air dan ditutupkan ke hidung.
Kadangkala
gas beracun mengalir tidak terlalu tinggi dari permukaan tanah, kira-kira
setinggi lutut. Gas ini biasa menyerang
pada saat pendaki sedang duduk beristirahat atau tidur. Karena sifatnya yang
tidak berbau dan berawan maka gas ini perlu diwaspadai terutama bila timbul
gejala keracuna sesaat setelah istirahat. Segera cari tempat istirahat atau
shelter lain di tempat yang lebih tinggi, terbuka dan sirkulasi udara yang baik.
Jangan
terlalu berkonsentrasi pada gerakan kaki, berjalanlah santai dengan pandangan
ke depan sambil sesekali memperhatikan keindahan pemandangan sekitar. Kecuali
pada tanjakan yang curam lebih baik arahkan pandangan ke tanah karena biasanya
pandangan ke atas akan melemahkan semangat tanpa disadari akibat timbulnya
kesan seolah-olah tidak segera sampai.
Berjalan
harus mengikuti suatu irama yang tetap dengan langkah-langkah kecil. Langkah
yang selalu lebar akan mempengaruhi keseimbangan karena berat badan sering
ditunjang oleh satu kaki saja. Pendaki gunung berjalan lebih lambat dari ritme
berjalan yang normal untuk menghemat nafas.
Kesulitan
berbicara dengan teman selagi berjalan adalah pertanda berjalan terlalu cepat.
Lebih baik berjalan lambat dengan istirahat yang sedikit daripada berjalan
cepat dengan istirahat yang banyak pula. Saat beristirahat duduklah berselonjor dengan kaki sedikit diangkat di atas badan
agar darah yang mengumpul di kaki dapat mengalir mormal kembali.
Hindari angin secara langsung karena udara dingin cepat mengerutkan otot yang istirahat. Pori-pori yang terbuka akibat berkeringat akan mengakibatkan exposure (kehilangan panas tubuh) bila terkena angin (hawa dingin). Untuk menghindarinya usahakan untuk memakai jaket pada saat beristirahat walaupun tubuh agak terasa panas.
Hindari angin secara langsung karena udara dingin cepat mengerutkan otot yang istirahat. Pori-pori yang terbuka akibat berkeringat akan mengakibatkan exposure (kehilangan panas tubuh) bila terkena angin (hawa dingin). Untuk menghindarinya usahakan untuk memakai jaket pada saat beristirahat walaupun tubuh agak terasa panas.
Jangan
terlalu lama istirahat karena otot yang mulai mengendur akan memerlukan
pemanasan kembali. Ukuran normal istirahat adalah sepuluh menit setiap berjalan
selama satu jam. Bila semkain lama anda membutuhkan waktu istirahat lebih
panjang dengan interval di bawah satu jam maka berarti anda telah terlalu lemah.
Selama
istirahat perlu teknik pengaturan nafas untuk menghilangkan kepenatan dengan
gerakan-gerakan ringan, misalnya menekuk badan ke muka ke belakang dan samping
kiri kanan, mengambil nafas sekuat kuatnya, ditahan sejenak kemudian
dihembuskan melalui mulut dengan berteriak. Teknik relaksasi seperti ini berguna untuk melepaskan kepenatan dan stres selama perjalanan.
Segera
dirikan tenda (shelter) untuk istirahat panjang dengan lokasi datar, tidak
berangin, dekat sumber air dan berada di tempat yang tinggi agar terhindar dari
kemungkinan pengendapan gas racun. Segera psikologis tempat yang tinggi
memungkinkan kita terlihat pemandangan yang menarik di sekitar untuk mengurangi kelelahan mental.
Selama
istirahat minumlah air hangat yang cukup seimbang dengan keringat yang
dikeluarkan. Tambahkan sedikit garam untuk mengganti mineral yang keluar
bersama keringat dan untuk otot. Makanlah makanan kecil seperti biskuit dengan
kadar hidrat arang yang tinggi untuk menambah tenaga.
Selama
dalam perjalanan buanglah bungkus semen, puntung rokok dan bungkusnya serta
sampah lainnya ke dalam tas plastik agar tidak mencemari lingkungan pegunungan.
Sedapat mungkin lakukanlah SAR (Search and Rescue) sampah yang ada di sepanjang jalan dengan
demikian kita telah membantu kebersihan dan kelestarian lingkungan pegunungan
tersebut.
MENDIRIKAN BIVAK/TENDA
1. Di tempat yang datar
2. Di tempat yang kering
3. Di sekitar banyak terdapat pohon
4. Melawan arah angin
5. Tidak searah dengan aliran air
Nah, itu tadi sekilas teknik pendakian gunung.
Ingat, mendaki gunung bukanlah hal yang mudah, butuh banyak persiapan terutama
persiapan fisik. Salah seorang teman saya pernah terkena Hipotermia (suatu kondisi
dimana mekanisme tubuh untuk pengaturan suhu kesulitan mengatasi tekanan suhu
dingin) saat kita mencapai puncak Panderman, Malang. Panderman bukanlah gunung yang tinggi, tetapi udara dingin di puncaknya sanggup melemahkan tubuh manusia.
Ga kebayang lagi dengan hawanya gunung yang lebih tinggi seperti Semeru, kan?
Tapi selama segala persiapan terpenuhi, hal-hal yang buruk bisa dihindari.
Selamat mendaki! (RF)
Ingat, mendaki gunung bukanlah hal yang mudah, butuh banyak persiapan terutama
persiapan fisik. Salah seorang teman saya pernah terkena Hipotermia (suatu kondisi
dimana mekanisme tubuh untuk pengaturan suhu kesulitan mengatasi tekanan suhu
dingin) saat kita mencapai puncak Panderman, Malang. Panderman bukanlah gunung yang tinggi, tetapi udara dingin di puncaknya sanggup melemahkan tubuh manusia.
Ga kebayang lagi dengan hawanya gunung yang lebih tinggi seperti Semeru, kan?
Tapi selama segala persiapan terpenuhi, hal-hal yang buruk bisa dihindari.
Selamat mendaki! (RF)
1 komentar:
okeh makasih
Posting Komentar