Pages

Jumat, 13 April 2012

Jawa Pos Raih Award 2012

Selasa kemarin (10 april 2012) aku baca Jawa Pos dan membaca salah satu artikel di halaman depan ''Ketika Media Dunia Berbagi Kunci Sukses''  dan di situ tertulis kalau pada 11-12 April akan diadakan CEO Conference di Nusa Dua, Bali dan di acara tersebut akan di-share  tentang beragam kunci sukse berbagai publisher di dunia. 
Lalu hari ini (12 April 2012) setelah baca koran Jawa Pos dan membaca artikel "Jawa Pos sabet Asia Media Awards 2012" langsung ingin update blog secepatnya. 

Bagaimana tidak, ini adalah suatu prestasi yang sangat membanggakan Indonesia yang sangat perlu dikatahui masyarakat, bahwa media Indonesia sanggup mengalahkan media dari negara-negara lain di Asia. Padahal sekarang adalah jaman interconnection-networking (internet),  di mana semuanya sanggup dicari secara online, tetapi salah satu media cetak Indonesia sanggup mempertahankan kualitasnya tanpa kehilangan pelanggannya.

Dari jawapos.com, "Jawa Pos sabet Asia Media Awards 2012" 

NUSA DUA – Reputasi Jawa Pos semakin diakui dunia. Setelah tahun lalu memenangi World Young Reader Prize di Wina, semalam Jawa Pos mendapatkan penghargaan bergengsi sebagai koran dengan perwajahan terbaik se-Asia Pasifik. Dua edisi surat kabar yang berbasis di Surabaya tersebut menjadi juara pertama dan kedua sekaligus. Jawa Pos berhasil mengalahkan 650 kompetitor dari media se-Asia Pasifik dalam ajang Asia Media Awards 2012. Dua edisi yang menang itu adalah cover depan headline berjudul Century Jadi Target Utama pada Sabtu, 3 Desember 2011 (gold prize), dan edisi Petaka Tenggarong, Minggu, 27 November 2011 (silver prize). 

Penghargaan diserahkan oleh anggota WAN-IFRA Asia Pacific Committee Patrick Daniel (Singapura) dan Tan Sri Hasim Makarudin (Malaysia) kepada Direktur Utama PT Jawa Pos Azrul Ananda di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC). Pemenang ketiga kategori tersebut adalah koran Herald on Sunday dari New Zealand. ”Terima kasih untuk WAN-IFRA,” kata Azrul sembari mengangkat dua piala itu dengan bangga di hadapan 800 delegasi media se-Asia Pasifik. 

Turut hadir pula Menteri BUMN Dahlan Iskan yang juga mantan CEO Jawa Pos Group. Menurut Deputi CEO WAN-IFRA Thomas Jacob, kompetisi kali ini berlangsung sangat ketat. ”Tim juri benar-benar diuji untuk memilih yang terbaik dari 31 negara peserta,” kata Jacob, yang mengumumkan award di BNDCC tadi malam. Dua edisi Jawa Pos yang terpilih sebagai pemenang itu di-lay out Agung Kurniawan dengan ilustrasi Budiono dan grafis Heri Owel. Presiden WAN-IFRA Jacob Mathew pun turut mengapresiasi kemenangan Jawa Pos tersebut. 

Menurut Mathew, wajah depan sebuah koran sangat menentukan kepercayaan publik. ”Isi tentu penting. Tapi, isi yang berkualitas yang tidak ditampilkan dengan menarik tentu akan membuat pembaca tak antusias membacanya,” papar dia. Akibatnya, kerja wartawan di lapangan seakan sia-sia gara-gara tampilan yang apa adanya atau konvensional. ”Jawa Pos berhasil membuat terobosan yang saya kira layak dicontoh oleh koran-koran seluruh dunia,” tutur dia. 

Jacob yang juga executive director Malayala Manorama tersebut menambahkan, kompetisi Asia Media Awards sangat prestisius dan bergengsi. ”Kali ini sekali lagi kalian, Jawa Pos, bisa mempertahankan prestasi yang sudah diraih di Wina tahun lalu,” katanya. Jacob yakin desain yang memenangi dua award sekaligus itu dirancang orang-orang muda yang energik. ”Itu tecermin dari penampilannya, segar dan unik. Selamat,” ucap dia. 

Di tempat yang sama, Chairman WAN-IFRA Asia Pacific Committee Pichai Chuensuksawadi mengatakan bahwa desain atau perwajahan koran sangat penting dan kuat memengaruhi performa surat kabar. Karena itulah, lanjut dia, koran harus mampu mengemas tulisan, foto, dan ilustrasi menjadi kesatuan utuh yang mencerminkan isi berita. ”Desain adalah refleksi dari mood sebuah story,” kata Pichai kepada Jawa Pos tadi malam. 

Tantangan dalam meramu desain, lanjut dia, yakni konsistensi untuk membuat desain tetap menarik. ”Kadang berita ada yang bagus. Kadang juga biasa saja. Inilah tantangannya,” terang pemimpin redaksi Bangkok Post tersebut. Pichai memuji Jawa Pos yang terus berusaha menampilkan desain yang unik dan menarik. Membuat layout wajah halaman depan yang berubah sepanjang hari, menurut Pichai, adalah hal mustahil. ”Tapi, Jawa Pos selalu berusaha melakukannya. Great job,” ujar dia. Selain Jawa Pos, Kompas juga memenangi penghargaan. Tiga fotografernya memperoleh award di bidang sports photography. Sedangkan korannya memenangi hadiah perunggu untuk kategori Best in Community Service. (rdl/sof/c11/ttg)

Meskipun Azrul Ananda adalah putra dari Dahlan Iskan, namun ternyata dia tidak semata-mata mendapat jabatan Direktur Utama. Jikalau orang mengecam itu adalah suatu bentuk nepotisme, menurutku itu sebanding dengan prestasi yang ia raih. Lagipula awal mula Azrul menjadi karyawan Jawa Pos tetaplah dari bawah, yaitu dari reporter lebih dulu selama setahun dan ditempatkan di Surabaya. Kemudian menjadi redaktur untuk desk olah raga setahun, redaktur desk kota setahun, lalu redaktur anak muda satu tahun, terus redaktur halaman 1 satu tahun. Setelah proses itu baru deh dia menjadi pemred selama dua tahun. 

Mencuplik wawancara dengan Dahlan Iskan dari Indonesiamedia.com, diantaranya seperti berikut:

Akhirnya
Anda memutuskan Azrul menjadi pengganti Anda?
Saya
memutuskannya menjadi pemred ketika Azrul membuat terobosan-terobosan seperti dia melahirkan konsep DetEksi yang berpengaruh pada peningkatan tiras, citra, dan penjualan Jawa Pos. Dia punya ide kreatif dan berhasil diwujudkannya. Ketika dia menjadi redaktur kota, dia berhasil
mengubah tampilan halaman desk kota menjadi sangat metropolis sehingga Jawa Pos semakin dikenal bukan hanya sebagai koran lokal dari Surabaya. Ketika dia menjadi redaktur olah raga, dia
melahirkan konsep sportivo. Ketika dia menjadi redaktur halaman 1 dan saat itu ada bom Bali, dia berhasil membuat liputan yang deep mengulas tentang bom Bali. Dan, pastinya, keberhasilan Azrul itu bukan hanya prestasi Azrul karena dia punya tim biarpun ide itu berasal dari dia. Ketika Azrul ditetapkan menjadi Pemimpin Umum setara Dirut Jawa Pos, Azrul dua poin lebih unggul dari kandidat yang lain. Jadi, bukan semata-mata dia anak saya. Toh, Azrul pun saat menjadi dirut pernah saya
pecat.
Nah, bisa dilihat bahwa sepanjang Azrul Ananda bekerja dan memimpin di Jawa Pos Group telah banyak inovasi-inovasi yang ia capai. Teringat saat aku menghadiri (cuma menghadiri lho ya, ga ikutan lombanya hehe) acara Det-Con 2k9 untuk Lomba Mading di SSCC Surabaya yang saat itu temanya fairy tale. Saat itu ekskul Jurnalistik SMA Negeri 8 Malang mengirimkan 3 jenis mading yaitu Mading 2D, Mading 3D, dan Mading Gerak. Pesertanya saat itu membludak dan tiap tahun mengalami peningkatkan. Terbukti bahwa salah satu konsep Azrul diterima positif oleh masyarakat dan menaikkan citra koran tersebut.
Selamat dan salut untuk kerja keras dari Jawa Pos Group, peluh keringat yang mengalir kini sebanding dengan penghargaan yang diraih. Semoga dapat dipertahankan :) (RF)

0 komentar:

Posting Komentar